
Ubudiyah-IkidangbangKehadiran Gerald Vanenburg yang absen membuat masyarakat Vietnam merasa penasaran, meskipun sosoknya tidak terlihat, namun aura emosinya masih terasa.
Gerald Vanenburg tidak hadir dalam konferensi pers setelah pertandingan Timnas U-23 Indonesia melawan Thailand di babak semifinal ASEAN Cup U-23 2025.
Ini tidak hanya membuat masyarakat Indonesia penasaran, ke mana pergi pelatih asal Belanda itu setelah membawa Indonesia ke final.
Namun, hal ini juga menimbulkan rasa penasaran dari masyarakat luar terhadap lokasi keberadaan pelatih tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh Vietnam.
Meski akhirnya diketahui bahwa Vanenburg tidak hadir dalam konferensi pers setelah pertandingan karena masalah suara.
Seorang mantan pelatih Ajax Amsterdam dikabarkan kehabisan suara setelah terus-menerus berteriak keras kepada para pemainnya sepanjang pertandingan.
"Laga semifinal antara Indonesia melawan Thailand dalam ASEAN Cup U-23 2025 tidak hanya memicu perasaan para penggemar," tulis TheThao247.vn.
Tetapi hal ini juga membuat pelatih Timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg, kehabisan suaranya.
Para ahli strategi asal Belanda tidak bisa hadir dalam konferensi pers karena terlalu sering berteriak di samping lapangan.
Meskipun tidak hadir secara fisik, masyarakat Vietnam terkesima setelah merasakan aura emosional dari Gerald Vanenburg.
Hal tersebut mereka alami melalui pernyataan yang disampaikan Frank van Kempen yang menggantikan Vanenburg dalam sesi tersebut.
Walaupun menjadi tokoh utama dalam kemenangan tersebut, pelatih Gerald Vanenburg tidak bisa hadir dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Ia diwakili oleh asistennya, Frank van Kempen, yang juga menjabat sebagai pelatih utama Timnas U-20 Indonesia.
"Figurnya memang tidak hadir, tetapi perasaannya tetap disampaikan sepenuhnya melalui kata-kata Van Kempen," tulis TheThao247.vn lagi.
Frank van Kempen pertama-tama menjelaskan alasan mengapa Vanenburg tidak bisa hadir dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pertandingan melawan Thailand sangat berat hingga akhirnya harus diselesaikan melalui tendangan penalti.
Meski demikian, seluruh atlet Indonesia menunjukkan semangat yang luar biasa hingga memastikan kemenangan diraih.
"Ia kehilangan suaranya, selama pertandingan ia berteriak sangat keras untuk memandu para pemain," ujar Frank van Kempen.
Maka dia sekarang tidak bisa berbicara sama sekali. Jadi saya menghadiri konferensi pers sebagai gantinya.
Baginya, malam ini sudah cukup. Pertandingan ini sangat berat, kami perlu bertarung selama 90 menit.
Kemudian 30 menit tambahan waktu dan akhirnya terjadi adu tendangan penalti. Namun, seluruh tim menunjukkan semangat yang luar biasa.
"Dan tekad kuat untuk meraih kemenangan," tutup Frank van Kempen.