
ubudiyah-Ikidangbang, JAKARTA -Teka-teki kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan masih belum terpecahkan.
Potongan-potongan teka-teki mulai terkumpul tetapi belum mampu menjelaskan penyebab pasti kematian pria yang lahir di Sleman, Yogyakarta pada 15 Juli 1986.
Komisioner Kompolnas Choirul Anam yakin sebentar lagi hasil otopsi akan diumumkan kepada masyarakat.
Menurutnya, belum jelas kapan akan diumumkan, diharapkan dalam waktu dekat ini.
"Saya pikir dalam rangka otopsi tidak akan memakan waktu lama, jadi segera saja," kata Anam kepada wartawan yang dikutip Sabtu (26/7/2025).
Data yang didapat dari penyidik Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa proses pemeriksaan otopsi masih berlangsung.
Selain pemeriksaan otopsi, jejak digital yang terdapat di ponsel Arya Daru juga adapuzzle penting.
Sayangnya ponsel Arya Daru hilang tanpa jejak.
Seorang mantan Ketua Komnas HAM mengonfirmasi hilangnya ponsel korban sebelum kejadian penemuan jasad.
Meskipun ponsel ini merupakan bagian yang paling penting dalam mengungkap konstruksi peristiwa tersebut.
"Handphone ini memang belum ditemukan, sehingga masih ada PR terkait jejak digital tersebut," ujarnya.
Namun, Anam menekankan bahwa jejak digital tidak otomatis dapat menjelaskan penyebab kematian.
"Saya pikir penyebab kematianya bukan di sana (telepon genggam), melainkan melalui hasil otopsi," tambahnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyatakan telah memiliki hasil dari laboratorium forensik (labfor).
"Hasil laboratorium sudah keluar," ujar Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).
Meski demikian, Reonald menyatakan bahwa saat ini para penyidik masih melakukan penyesuaian atau penyelarasan terlebih dahulu mengenai hasil laboratorium forensik tersebut.
Kemudian, setelah proses penyesuaian selesai dilakukan, penyidik akan segera mengumumkannya.
"Untuk kasus diplomat terkait hasil laboratorium sudah selesai, saat ini masih dalam proses penyelarasan, kemudian mengumpulkan seluruh alat bukti untuk menemukan kenyataan yang sebenarnya. Nanti akan disampaikan oleh Direktorat Kriminal Umum," jelasnya.
Diketahui, seorang diplomat muda ADP (39) ditemukan meninggal di kamar kos yang berada di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Selasa (8/7/2025) pagi.
Saat ditemukan, kepala korban dibungkus plastik dan diikat dengan lakban.
Kondisi tubuh korban berada di atas permukaan tempat tidur.
Pintu kamar tertutup rapat dari dalam.
Polisi juga menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan ADP.