
Peran Sukuk dan Cash Waqf Linked Sukuk dalam Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menekankan bahwa sukuk dan Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (CWLS) menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan aset keuangan syariah di Indonesia. Saat ini, pangsa aset keuangan syariah nasional mencapai 51,42 persen, dengan sebagian besar berasal dari instrumen keuangan negara.
Menurut Sri Mulyani, penerbitan sukuk negara terus dilakukan baik di pasar global maupun domestik. Hingga saat ini, pemerintah telah menerbitkan sebesar 7,7 miliar dolar AS di pasar internasional dan Rp 84,7 triliun di pasar domestik. Ia berharap semakin banyak investor ritel berpartisipasi dalam pembelian Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel, yang hasilnya digunakan untuk membiayai proyek-proyek seperti kampus, sekolah, hingga rumah sakit.
Selain itu, Sri Mulyani menilai bahwa sukuk memiliki peran strategis tidak hanya dalam pembiayaan fiskal, tetapi juga dalam meningkatkan posisi Indonesia di panggung keuangan syariah global. Dalam hal ini, Green Sukuk langsung berkontribusi pada peningkatan peringkat Indonesia dalam keuangan syariah global.
Potensi Instrumen Wakaf dalam Ekonomi Syariah
Selain sukuk, Sri Mulyani mengakui bahwa instrumen berbasis wakaf seperti CWLS memiliki potensi besar. Pemerintah terus berinovasi dalam pengembangan CWLS agar sesuai dengan prinsip kesyariahan sekaligus mampu menjawab tantangan nyata. CWLS telah mendapatkan pengakuan internasional, termasuk penghargaan dari Islamic Development Bank sebagai pembiayaan sosial berbasis wakaf yang inovatif.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa pembiayaan syariah harus tetap efisien dan bebas dari risiko etika. Menurutnya, jika digunakan dengan cara yang keliru, instrumen syariah bisa menjadi beban dan menyengsarakan.
Strategi Ekonomi Syariah Indonesia
Sri Mulyani juga menilai bahwa program Presiden Prabowo yang berbasis aset nyata dapat dioptimalkan melalui struktur syariah untuk memperkuat posisi Indonesia. Ia percaya bahwa jika semua hal tersebut distrukturkan secara syariah, Indonesia akan menjadi nomor satu di dunia.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa ekonomi syariah Indonesia telah mengalami perkembangan dan transformasi dalam satu dekade terakhir. Indonesia terus bergerak menjadikan ekonomi syariah sebagai arus baru ekonomi, yang kian unjuk gigi di mata global.
Perry menyebut bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga global dalam hal keuangan syariah. Saat ini, Indonesia sedang mengejar posisi top five global sebagai kiblat halal food. Selain itu, Indonesia juga menjadi kiblat modest fashion dunia, dengan posisi terbaik di tingkat global.
Arus Baru Ekonomi Syariah
Dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah Refleksi Kemerdekaan RI Tahun 2025, Perry menyampaikan evaluasi dari acara serupa yang diadakan BI bersama MUI pada 2015 lalu. Ia menyatakan bahwa selama 10 tahun terakhir, ekonomi syariah terus berkembang. Indonesia kini menjadi arus baru ekonomi keuangan syariah, bukan hanya sebagai poros, tetapi sebagai aliran yang terus mengalir.
Perry menegaskan bahwa dawuh dari mantan Wakil Presiden ke-13 RI, Ma’ruf Amin, adalah menjadikan Indonesia sebagai arus baru ekonomi keuangan syariah. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri keuangan syariah global.