
Indonesia Berupaya Menjadi Pusat Keuangan Syariah Global
Indonesia memiliki ambisi besar untuk menjadi salah satu negara yang memimpin dalam pengembangan keuangan syariah di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah bersama lembaga keuangan seperti Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan terus berupaya mengembangkan sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berada di posisi ketiga dalam pengembangan keuangan syariah global. Di bawahnya adalah Malaysia dan Arab Saudi. Meskipun begitu, capaian ini dinilai sebagai modal kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global.
“Alhamdulillah, fashion Indonesia yang modis menduduki peringkat pertama di dunia. Untuk keuangan syariah, kita berada di posisi kedua atau ketiga. Untuk halal food, kita harus terus berusaha. Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai arus baru dalam ekonomi keuangan syariah dunia,” ujarnya dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan instrumen keuangan syariah yang inovatif dan berkelanjutan. Salah satu inovasi yang telah diakui oleh dunia adalah penerbitan sukuk hijau berdaulat pertama di dunia.
“Kita sudah menerbitkan sukuk hijau senilai 7,7 miliar dolar AS di pasar global dan 84,7 triliun rupiah di pasar domestik. Dana tersebut dibiayai oleh banyak investor ritel untuk proyek-proyek seperti kampus, sekolah, dan rumah sakit,” katanya.
Menurut Sri Mulyani, keberhasilan penerbitan sukuk hijau telah meningkatkan peringkat Indonesia dalam keuangan syariah global. Ia juga melihat potensi dari program hilirisasi yang sedang digencarkan pemerintah dapat menjadi aset dasar yang kuat bagi instrumen syariah.
“Jika semua distrukturkan secara syariah, saya yakin kita akan melejit menjadi nomor satu di dunia,” ujar Sri Mulyani.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan terbesar adalah menjaga agar instrumen syariah tidak menambah beban, menciptakan inefisiensi, atau menimbulkan risiko moral hazard. Pemerintah terus berinovasi melalui instrumen seperti cash waqf linked sukuk yang telah meraih penghargaan Islamic Development Bank sebagai pembiayaan sosial berbasis wakaf yang inovatif.
Dengan kerja sama yang erat antara BI, Kementerian Keuangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta seluruh pelaku industri, pemerintah menargetkan percepatan ekosistem keuangan syariah yang efisien, adil, dan mampu menjawab tantangan zaman. Hal ini akan membantu Indonesia lebih dekat pada tujuan menjadi pusat keuangan syariah global.