
Indonesia Menjadi Pemain Utama dalam Ekonomi Syariah Global
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa Indonesia kini berada di posisi terdepan sebagai salah satu pelaku utama dalam perekonomian dan keuangan syariah global. Ia menekankan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kolaborasi selama satu dekade antara BI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya yang turut berkontribusi dalam pengembangan industri halal nasional.
Forum Sarasehan telah menjadi awal dari visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai "arus baru" dalam ekonomi syariah. Perry mengungkapkan bahwa sepuluh tahun lalu, Pak Kiai Haji Ma’ruf Amin memberikan arahan untuk memiliki visi bersama, yaitu "Mari kita jadikan Indonesia sebagai arus baru." Arus tersebut terus mengalir, berbeda dengan poros yang hanya berputar di tempat. Arus selalu membawa perubahan dan kemenangan.
Kiblat Fashion Dunia Mengarah ke Indonesia
Sejak visi tersebut digaungkan, Indonesia mengalami lompatan signifikan dalam pengembangan industri syariah di berbagai sektor. Saat ini, Indonesia memimpin industri fesyen muslim global dan masuk dalam tiga besar dunia di sektor keuangan syariah.
“Alhamdulillah, Indonesia menjadi yang terbaik the number one dalam modest fashion secara global. Kiblat modest fashion dunia kini mengarah ke Indonesia,” ujar Perry.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi bukti bahwa produk-produk kreatif berbasis budaya dan nilai-nilai Islam mampu bersaing di panggung internasional.
Keuangan Syariah dan Makanan Halal Jadi Prioritas
Di sektor keuangan syariah, Indonesia juga menunjukkan kemajuan signifikan dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai salah satu bank syariah terbesar di kawasan. Indonesia berada di posisi ketiga dalam keuangan syariah. Yang harus kita kejar selanjutnya adalah sektor makanan halal. Kita harus memastikan tetap berada di lima besar dunia.
Selain fesyen dan keuangan, industri makanan halal juga menjadi fokus strategis ke depan. Indonesia saat ini telah masuk lima besar dunia dalam sektor tersebut. Namun, menurut Perry, potensi pasar dan produksi masih bisa terus ditingkatkan, terutama melalui sinergi lintas sektor.
Berbagai Kegiatan Ekonomi Umat Dilaksanakan di Pesantren
Kunci keberhasilan ekonomi syariah, juga terletak pada kolaborasi dan pemberdayaan komunitas akar rumput, khususnya pondok pesantren. Bahkan pada 2015, BI telah mendorong pesantren untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi umat.
Berbagai inisiatif telah dijalankan, mulai dari bisnis percetakan, pengelolaan air bersih, pertanian hijau, hingga industri roti. Digitalisasi pun diperkenalkan agar pesantren dapat menjangkau pasar lebih luas, termasuk pasar ekspor untuk produk halal.
“Pondok-pondok pesantren kita kini telah menjadi pusat bisnis ekonomi syariah. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi umat,” tuturnya.
Selain membangun ekosistem halal dan memperluas akses keuangan, Perry menambahkan, literasi ekonomi syariah menjadi pilar penting yang terus diperkuat. Festival Ekonomi Syariah yang rutin digelar di berbagai daerah menjadi sarana dakwah ekonomi sekaligus wadah promosi bagi pelaku usaha syariah.